Pengertian IP Address dan Kelas-Kelasnya
Setiap komputer/host memiliki IP address yang unik sehingga dua
komputer/host yang berbeda tidak boleh memiliki IP address yang sama dalam satu jaringan.
B. Format IP address
IP
address dinyatakan dalam struktur bilangan biner yang terdiri atas 32 bit
dengan bentuk sebagai berikut.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Misalnya
11000000000010100001111000000010
Agar kita mudah membaca IP address, maka 32 bit bilangan itu
dibagi ke dalam 4 segmen yang masing-masing berisi 8 bit. Kedelapan bit itu
bisa disebut oktat.
Selanjutnya, setiap oktat diterjemahkan
ke dalam bilangan decimal. Misalnya:
11000000
= 192
00001010
= 10
00011110
= 30
00000010
= 2
Adapun nilai terbesar dari 8 bit adalah
11111111 atau sama dengan 225. Dengan demikian, jumlah IP address seluruhnya adalah 225 x 225 x 225 x 225.
Struktur IP address terdiri atas dua bagian yaitu bagian networkID dan hostID. NetworkID menunjukkan ID alamat jaringan tempat host-host
berada, sedangkan hostID adalah bagian yang menunjukkan host itu berada.
Sederhananya, networkID seperti nama jalan sedangkan hostID adalah nomor rumah
dijalan tersebut.
Guna memudahkan dalam pembagiannya maka IP address dibagi-bagi ke dalam kelas-kelas
yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
1) Kelas A
IP address kelas A
terdiri atas 8 bit untuk network ID dan sisanya 24 bit digunakan untuk host ID,
sehingga IP address kelas A digunakan untuk jaringan dengan jumlah host sangat
besar. Pada bit pertama diberikan angka 0 sampai dengan 127.
Karakteristik IP Kelas A
Format
: 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit
pertama : 0
NetworkID
: 8 bit
HostID
: 24 bit
Oktat
pertama : 0 - 127
Jumlah
network : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Rentang
IP : 1.x.x.x - 126.x.x.x
Jumlah
IP address : 16.777.214
Contoh
IP
address 120.31.45.18 maka :
·
NetworkID = 120
·
HostID = 31.45.18
Jadi, IP diatas mempunyai host
dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120
2) Kelas B
IP address kelas B terdiri
atas 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID,
sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host tidak
terlalu besar. Pada 2 bit pertama, diberikan angka 10.
Karakteristik IP Kelas B
Format
: 10NNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit
pertama : 10
NetworkID
: 16 bit
HostID
: 16 bit
Oktat
pertama : 128 - 191
Jumlah
network : 16.384
Rentang
IP : 128.1.x.x - 191.255.x.x
Jumlah
IP address : 65.534
Contoh
IP
address 150.70.60.56 maka :
·
NetworkID = 150.70
·
HostID = 60.56
Jadi, IP diatas mempunyai host
dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70
3) Kelas C
IP address kelas C
terdiri atas 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID,
sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan berukuran kecil. Kelas C
biasanya digunakan untuk jaringan Local
Area Network atau LAN. Pada 3 bit pertama, diberikan angka 110.
Karakteristik IP Kelas C
Format
: 110NNNNN.NNNNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit
pertama : 110
NetworkID
: 24 bit
HostID
: 8 bit
Oktat
pertama : 192 - 223
Jumlah
network : 2.097.152
Rentang
IP : 192.0.0.x - 223.255.225.x
Jumlah
IP address : 254
Contoh
IP
address 192.168.1.1 maka :
·
NetworkID = 192.168.1
·
HostID = 1
Jadi, IP diatas mempunyai host
dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1
Kelas
IP address lainnya adalah D dan E, namun kelas IP D dan E tersebut tidak
digunakan untuk alokasi IP secara normal tetapi digunakan untuk IP multicasting dan untuk eksperimental.
Tabel : Jumlah networkID dan
hostID
Kelas
|
Antara
|
Jumlah
jaringan
|
Jumlah
Host Jaringan
|
A
|
1 s.d. 126
|
126
|
16.777.214
|
B
|
128 s.d. 191
|
16.384
|
65.534
|
C
|
192 s.d. 223
|
2.097.152
|
254
|
Tabel : Rentang IP address untuk
setiap kelas
Kelas
|
Alamat
Awal
|
Alamat
Akhir
|
A
|
XXX.0.0.1
|
XXX.255.255.255
|
B
|
XXX.XXX.0.1
|
XXX.XXX.255.255
|
C
|
XXX.XXX.XXX.1
|
XXX.XXX.XXX.255
|
Subnet Mask
Nilai
subnet mask berfungsi untuk
memisahkan network ID dengan host ID. Subnet mask diperlukan oleh
TCP/IP untuk menentukan, apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan lokal
atau nonlokal. Untuk jaringan Nonlokal berarti TCP/IP harus mengirimkan paket
data melalui sebuah Router. Dengan demikian, diperlukan address
mask untuk menyaring IP address dan paket data yang keluar masuk jaringan
tersebut.
Network
ID dan host ID didalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask.
Masing-masing subnet mask menggunakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua satu (1) yang
menunjukkan network ID dan semua nol
(0) menunjukkan host ID dari porsi IP
address.
Sebagai contoh, alamat kelas B:
170.203.93.5 bilangan binernya adalah:
10101010
11001011 01011101 00000101
Subnet mask default untuk alamat kelas B
adalah:
11111111
11111111 00000000 00000000
Bisa juga ditulis dalam notasi desimal:
255.255.0.0
Tabel : Subnet mask
untuk internet address classes
Kelas
|
Bit
Subnet
|
Subnet
mask
|
A
|
11111111 00000000 00000000 00000000
|
225.0.0.0
|
B
|
11111111 11111111 00000000 00000000
|
225.225.0.0
|
C
|
11111111 11111111 11111111 00000000
|
225.225.225.0
|
Konsep Dasar Subneting
- Konsep
subnetting merupakan teknik yang umum digunakan di jaringan lokal.
Subnetting merupakan proses memecah satu network dalam satu kelas IP
Address menjadi beberapa subnet. Dengan subnetting jumlah host yang
semula banyak dalam satu network akan dipecah menjadi lebih sedikit,
dan dengan subnetting dapat dilakukan pemisahan network agar tidak
saling terkoneksi satu sama lain. Subnetting juga dapat digunakan untuk
menentukan batas network ID dalam suatu subnet, serta menentukan
jumlah host maksimal dalam satu jaringan, teknik yang dipakai
menggunakan subnet mask yang spesifik. Dengan menggunakan teknik
subnetting, sebuah LAN dapat dipecah jadi dua LAN. Dua LAN menjadi
empat, empat LAN jadi delapan dan seterusnya.
Kelas A : 255.0.0.0
Kelas B : 255.255.0.0
Kelas C : 255.255.255.0
Pembagian Kelas
Kelas A : 0-126 .0.0.0
Kelas B :128-191.0.0.0
Kelas C :197-223.0.0.0
Kelas D :224-239.0.0.0 (MultiCast)
Kelas E :239-255.0.0.0 (Pengembangan)
- Contoh: 1 blok IP
Address klas C: 192.168.0/24 , jumlah komputer max 1 LAN = 254 (ranges
IP address 192.168.0.1 s/d 192.168.0.254, netmask 255.255.255.0),
dipecah menjadi 2 subnet dengan netmask 255.255.255.128, dan kemudian
dapat dipecah jadi 4 subnet dengan netmask 255.255.255.192, dan
seterusnya, seperti:
Lan 1 192.168.0.1 s/d 192.168.0.126 192.168.0.129 s/d 192.168.0.254 Lan 2
Lan 1 192.168.0.1 s/d 192.168.0.62 192.168.0.129 s/d 192.168.0.190 Lan 3
LAN 2 192.168.0.65 s/d 192.168.0.126 192.168.0.193 s/d 192.168.0.254 Lan 4
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa selain menggunakan metode classfull untuk pembagian IP address, kita juga dapat menggunakan metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas), menggunakan notasi penulisan singkat dengan prefex. Metode ini merupakan metode pengalamatan IPv4 tingkat lanjut, muncul karena ada kekhawatiran persediaan Ipv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan, sehingga diciptakan metode lain untuk memperbanyak persediaan IP.
Untuk CIDR (Classless Inter-Domain Routing) /24 (kolom pertama, baris terakhir), dengan bilangan biner 256. Maka subnet mask-nya 255.255.255.0. Dengan 0 terakhir diambil dari tabel baris ke 3 kolom pertama. Sehingga host yang mungkin adalah berjumlah 254 Host (Bilangan biner 256-2=254, 2 adalah jumlah host yang dipinjam untuk digunakan sebagai IP Subnet (IP Awal) dan IP Broadcast (IP Akhir)). Contoh lainnya adalah: CIDR /26 (kolom ke tiga, baris terakhir), kita mulai dari Bilangan Biner 64. Disitulah subnetnya. Kita punya 4 buah jaringan, dimana masing-masing memiliki 62 host/komputer (64-2 =126). Jadi pada intinya, dalam sebuah kasus Subnetting, ada 4 hal yang biasanya perlu diketahui:
- Jumlah Subnet. Berada pada baris ke empat. Misal:192.168.1.0/26, akan mempunyai 4 buah subnet.
- Jumlah Host/Komputer per Subnet. Berada pada baris ke lima. Untuk IP 192.168.1.0/26, jumlah host per subnet adalah 62 hosts (64-2=62). Contoh: Range IP Host salah satu subnet adalah 192.168.1.1-192.168.1.62. Dimana 192.168.1.0 digunakan untuk Subnet pertama, dan 192.168.1.63 digunakan sebagai IP Broadcast.
- Blok Subnet. Berada pada baris pertama. Sehingga untuk CIDR /26, blok-blok subnet nya adalah: 192.168.1.0, 192.168.1.64, 192.168.1.128, dan 192.168.1.192 (Kelipatan 64 bit sejumlah 4 subnet).
- IP Host dan IP Broadcast yang valid. Seperti yang telah dijelaskan pada nomor 2, Jumlah subnet akan berpengaruh terhadap jumlah IP Address yang dapat digunakan. Pada tiap-tiap subnet, IP Awal dikenal dengan IP Subnet, sedangkan IP Akhir dikenal sebagai IP Broadcast. Sedangkan IP sisanya, adalah IP yang dapat digunakan untuk host.

PENGHITUNGAN SUBNETTING
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Di mana /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
KEUNTUNGAN SUBNETTING
- Menyederhanakan administrasi
- Perubahan stuktur jaringan tidak tampak dari luar
- Keamanan jaringan lebih baik
- Berkurangnya lalu lintas jaringan. Untuk mengkomunikasikan beberapa subnet dalam sebuah jaringan, maka kita harus menggunakan sebuah router. Dengan adanya router, maka semua lalu lintas hanya akan berada didalam jaringan tersebut, kecuali jika paket tersebut ditujukan kepada jaringan yang lainnya. Sehingga Kerja jaringan menjadi optimal
- Pengelolaan yang sederhana. Akan lebih mudah bagi kita untuk mengelola sebuah jaringan kecil-kecil yang saling terisolasi jika dibandingkan dengan mengelola sebuah jaringan tunggal yang sangat besar.
- Membantu pengembangan jaringan dengan jarak geografis yang jauh. Karena jalur dalam WAN yang lebih lambat dan mahal, maka sebuah jaringan yang mencakup jarak yang jauh akan menciptakan masalah-masalah diatas. Sehingga menghubungkan banyak jaringan kecil akan menjadi lebih efisien.
Pengertian Pengkabelan Straight dan Cross Pada Suatu Jaringan Komputer
Pengkabelan Straight
Pengkabelan Jenis Straight adalah pengkabelan yang digunakan untuk menghubungkan antara komputer client dengan computer server malalui bantuan hub atau switch.
Dibawah ini adalah contoh
metode pengkabelan jenis straight.
Urutan Pengkabelan Straig
adalah sebagai berikut :
Pin1
|
Pin2
|
Putih-orange
|
Putih-orange
|
Orange
|
Orange
|
Putih-hijau
|
Putih-hijau
|
Biru
|
Biru
|
Putih-biru
|
Putih-biru
|
Hijau
|
Hijau
|
Putih-coklat
|
Putih-coklat
|
Coklat
|
Coklat
|
Catatan: Pengkabelan
Straigt pin1 dan pin 2 susunan kabelnya pasti sama.
Yang kedua Pengkabelan
Cross
Pengkabelan
jenis cross adalah pengkabelan jaringan yang menghubungkan antara 2 unit
komputer secara langsung tanpa menggunakan
hub atau switch, susunan ujungnya pun berbeda
dengan metode staraight. Susunan kabelnya adalah seperti ini.
Pin1
|
Pin2
|
Putih-orange
|
Putih-Hijau
|
Orange
|
Hijau
|
Putih-hijau
|
Putih-Orange
|
Biru
|
Biru
|
Putih-biru
|
Putih-Biru
|
Hijau
|
Orange
|
Putih-coklat
|
Putih-Cokelat
|
Coklat
|
Cokelat
|
Catatan: Pengkabelan Metode
Cross adalah , pin1 dan pin 2 susunan kabelnya pasti berbeda.
Apa itu Jaringan Kabel?
Kabel medium melalui mana informasi biasanya bergerak dari
satu perangkat jaringan ke yang lain. Ada beberapa jenis kabel yang umum
digunakan dengan LAN. Dalam beberapa kasus, jaringan akan menggunakan hanya
satu jenis kabel, jaringan lain akan menggunakan berbagai jenis kabel. Jenis
kabel dipilih untuk jaringan berhubungan dengan jaringan topologi, protokol,
dan ukuran. Memahami karakteristik berbagai jenis kabel dan bagaimana mereka
berhubungan dengan aspek-aspek lain dari suatu jaringan diperlukan untuk pengembangan
jaringan yang sukses.
Bagian berikut membahas jenis kabel yang digunakan dalam
jaringan dan topik terkait lainnya.
kabel twisted pair datang dalam dua varietas: terlindung dan
unshielded.. Unshielded twisted pair (UTP) adalah yang paling populer dan
umumnya pilihan terbaik untuk jaringan sekolah.
Kualitas UTP dapat bervariasi dari kelas kawat telepon untuk
kabel berkecepatan sangat tinggi. Kabel ini memiliki empat pasang kawat di
dalam jaket. Setiap pasangan twisted dengan nomor yang berbeda liku per inci
untuk membantu menghilangkan gangguan dari pasangan yang berdekatan dan
perangkat listrik lain. Semakin ketat memutar, semakin tinggi didukung
transmisi rate dan semakin besar biaya per kaki /. The EIA TIA (Electronic
Industry Association / Telecommunication Industry Association) telah menetapkan
standar UTP dan peringkat enam kategori kawat (kategori tambahan yang muncul).
Kategori Unshielded Twisted Pair
Kategori
|
Kecepatan
|
Gunakan
|
1
|
1
Mbps
|
Hanya
suara (Wire Telepon)
|
2
|
4
Mbps
|
LocalTalk
& Telepon (Jarang digunakan)
|
3
|
16
Mbps
|
10BaseT
Ethernet
|
4
|
20
Mbps
|
Token
Ring (Jarang digunakan)
|
5
6
|
100
Mbps(2 Pasang)
1000
Mbps(4 Pasang)
|
100BaseT Ethernet
Gigabit Ethernet Gigabit Ethernet
|
7
|
1.000
Mbps
|
Gigabit
Ethernet
|
8
|
10.000
Mbps
|
Gigabit
Ethernet
|
Konektor Unshielded Twisted Pair
Konektor
standar untuk unshielded twisted pair adalah konektor RJ-45. Ini adalah
plastik konektor yang terlihat seperti gaya besar telepon-konektor (Lihat gbr.
2. A slot allows the RJ-45 to be inserted only one way. slot A memungkinkan
RJ-45 yang akan dimasukkan hanya satu cara. RJ singkatan dari Registered Jack,
menyiratkan bahwa konektor mengikuti standar yang dipinjam dari industri
telepon. Standar ini menetapkan yang kawat berjalan dengan masing-masing pin
dalam konektor.
PERBEDAAN
KABEL JENIS CROSS DAN STRAIGHT
1.Kabel Straight
Kabel Straight digunakan pada saat ingin menghubungkan antara computer dan hub ataupun sebaliknya. Dengan kata lain metode ini digunakan ketika kita akan menghubungkan 2 komputer ataupun lebih, tapi melalui perantara seperti hub ataupun switch.Sebenarnya susunan kabel straight tidak harus persis seperti dibawah ini, susunanya warna
1.Kabel Straight
Kabel Straight digunakan pada saat ingin menghubungkan antara computer dan hub ataupun sebaliknya. Dengan kata lain metode ini digunakan ketika kita akan menghubungkan 2 komputer ataupun lebih, tapi melalui perantara seperti hub ataupun switch.Sebenarnya susunan kabel straight tidak harus persis seperti dibawah ini, susunanya warna
2.Kabel Cross
Kabel cross digunakan pada saat kita mau menyambungkan computer ke computer lain, atau kabel ini digunakan kalau kita mau menghubungkan 2 komputer atau hub ke hub, dengan kata lain kabel cross di gunakan untuk menyambungkan dua perangkat jaringan yang sama. Perbedaan kabel cross dari kabel straight cuma terletak dari kabel nomer 1 dan 3 dan 2 dan 6, kita tinggal menukar saja kedua kabel itu.
Cara cepat menghapalnya adalah cukup mengingat OBIC yang artinya Orange, Biru, Ijo, Coklat. Tetapi anda harus menambahkannya dengan warna putih sebelum OBIC di urutkan. Khusus warna biru anda harus merubahnya dengan warna putih hijau bukan putih biru.
Sedangkan untuk kabel Cross anda cukup mengubah urutan 1 pindah ke 3, urutan 2 pindah ke 6 atau dengan kata lain 1-3, 2-6 dari urutan kabel straight. Untuk kabel Cross Ujung A urutannya kabel Straight dan Ujung B dirubah jadi 1-3, 2-6.
Kabel cross digunakan pada saat kita mau menyambungkan computer ke computer lain, atau kabel ini digunakan kalau kita mau menghubungkan 2 komputer atau hub ke hub, dengan kata lain kabel cross di gunakan untuk menyambungkan dua perangkat jaringan yang sama. Perbedaan kabel cross dari kabel straight cuma terletak dari kabel nomer 1 dan 3 dan 2 dan 6, kita tinggal menukar saja kedua kabel itu.
Cara cepat menghapalnya adalah cukup mengingat OBIC yang artinya Orange, Biru, Ijo, Coklat. Tetapi anda harus menambahkannya dengan warna putih sebelum OBIC di urutkan. Khusus warna biru anda harus merubahnya dengan warna putih hijau bukan putih biru.
Sedangkan untuk kabel Cross anda cukup mengubah urutan 1 pindah ke 3, urutan 2 pindah ke 6 atau dengan kata lain 1-3, 2-6 dari urutan kabel straight. Untuk kabel Cross Ujung A urutannya kabel Straight dan Ujung B dirubah jadi 1-3, 2-6.
Contoh penggunaan kabel cross over adalah sebagai berikut :
Praktek membuat kabel Straight
Di bagian IP Address, masukkan: 192.168.1.1. Lalu tekan TAB, otomatis Subnet Mask akan berisi 255.255.255.0. Sedangkan untuk komputer pasangannya, berikan IP Address 192.168.1.2. IP Address yang berada dalam range 192.168.0.0 – 192.168.255.255 umum digunakan dalam private network atau Local Area Network (LAN). Jadi, anda bisa saja memberikan alamat 192.168.2.1 dan 192.168.2.10 pada dua komputer yang anda hubungkan. Asalkan masih dalam satu segmen, maka masih bisa saling mengenal. Untuk mengetahui apakah komputer berada dalam satu segmen – bisa dilihat dari 3 angka awal diantara titik (192.168.2). Sehingga anda tidak boleh memberikan alamat yang berbeda segmen, misal 192.168.1.1 dengan 192.168.2.2. Pada jaringan yang besar, dimana terdapat beberapa segmen jaringan, dibutuhkan sebuah router untuk menjembatani antar segmen sehingga bisa saling berhubungan.
Berbagi file (File sharing)
Misalkan komputer dengan nama (hostname) SBY dan IP Address 192.168.1.1 memiliki sebuah folder bernama DATA yang berisi kumpulan MP3 dan dokumen Word dan Excel, hendak dibagi pakai dengan komputer BOEDIONO (IP Address 192.168.1.2), maka langkah-langkahnya adalah:
- Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
- Menghubungkan 2 buah switch
- Menghubungkan 2 buah hub
- Menghubungkan switch dengan hub
- Menghubungkan komputer dengan router
Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada
kabel straight maupun cross over) hanya 4 buah saja yang
digunakan untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan
6.
Membuat kabel Straight dan Cross Over
Untuk membuat sebuah kabel jaringan menggunakan kabel UTP ini terdapat beberapa peralatan yang perlu kita siapkan, yaitu kabel UTP, Connector RJ-45, Crimping tools dan RJ-45 LAN Tester, contoh gambarnya seperti dibawah ini:
Membuat kabel Straight dan Cross Over
Untuk membuat sebuah kabel jaringan menggunakan kabel UTP ini terdapat beberapa peralatan yang perlu kita siapkan, yaitu kabel UTP, Connector RJ-45, Crimping tools dan RJ-45 LAN Tester, contoh gambarnya seperti dibawah ini:
Praktek membuat kabel Straight
- Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm
- Buka pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai standar TIA/EIA 368B
- Setelah urutannya sesuai standar, potong dan ratakan ujung kabel,
- Masukan kabel yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar.
- Lakukan crimping menggunakan crimping tools, tekan crimping tool dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah “menggigit” tiap-tiap kabel.
- Setelah selesai pada ujung yang satu, lakukan lagi pada ujung yang lain
- Langkah terakhir adalah menge-cek kabel yang sudah kita buat tadi dengan menggunakan LAN tester, caranya masukan masing-masing ujung kabel (konektor RJ-45) ke masing2 port yang tersedia pada LAN tester, nyalakan dan pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat.
- Dibawah ini adalah contoh ujung kabel UTP yang telah terpasang konektor RJ-45 dengan benar, selubung kabel (warna biru) ikut masuk kedalam konektor, urutan kabel dari kiri ke kanan (pada gambar dibawah ini urutan pin kabel dimulai dari atas ke bawah).
Straight Dan Cross – Nampaknya isitilah Straight Dan Cross ini sudah tidak
asing lagi bagi para praktisi jaringan yang selalu berhubungan dengan kabel RJ
dan LAN, Namun masih ada beberapa yang belum mengerti apa itu arti dari Straight
Dan Cross pada jaringan..
Mari kita pelajari apa itu Straight
Dan Cross pada jaringan, berikut saya akan menjelaskan perbedaan –
perbedaan pada Straight Dan Cross.
Kabel Straight
Kabel straight adalah istilah untuk kabel yang menggunakan standar yang sama pada kedua ujung kabelnya, bisa EIA/TIA 568A atau EIA/TIA 568B pada kedua ujung kabel. Sederhananya, urutan warna pada kedua ujung kabel sama. Pada kabel straight, pin 1 di salah satu ujung kabel terhubung ke pin 1 pada ujung lainnya, pin 2 terhubung ke pin 2 di ujung lainnya, dan seterusnya.
Kabel straight adalah istilah untuk kabel yang menggunakan standar yang sama pada kedua ujung kabelnya, bisa EIA/TIA 568A atau EIA/TIA 568B pada kedua ujung kabel. Sederhananya, urutan warna pada kedua ujung kabel sama. Pada kabel straight, pin 1 di salah satu ujung kabel terhubung ke pin 1 pada ujung lainnya, pin 2 terhubung ke pin 2 di ujung lainnya, dan seterusnya.
Jadi, ketika PC mengirim data pada
pin 1 dan 2 lewat kabel straight ke Switch, Switch menerima data pada pin 1 dan
2. Nah, karena pin 1 dan 2 pada switch tidak akan digunakan untuk mengirim data
sebagaimana halnya pin 1 dan 2 pada PC, maka Switch
menggunakan pin 3 dan 6 untuk mengirim data ke PC, karena PC menerima data pada pin 3 dan
menggunakan pin 3 dan 6 untuk mengirim data ke PC, karena PC menerima data pada pin 3 dan
Kabel crossover
Kabel crossover menggunakan EIA/TIA 568A pada salah satu ujung kabelnya dan EIA/TIA 568B pada ujung kabel lainnya.
Kabel crossover menggunakan EIA/TIA 568A pada salah satu ujung kabelnya dan EIA/TIA 568B pada ujung kabel lainnya.
Untuk mengenali sebuah kabel apakah
crossover ataupun straight adalah dengan hanya melihat salah satu ujung kabel.
Jika urutan warna kabel pada pin 1 adalah Putih Hijau, maka kabel tersebut
adalah kabel crossover (padahal jika ujung yang satunya lagi juga memiliki
urutan warna yang sama yaitu Putih Hijau sebagai pin 1, maka kabel tersebut
adalah kabel Straight). Tapi untungnya, kebanyakan kabel menggunakan standar
EIA/TIA 568B pada kedua ujung kabelnya.
Langkah setting kabel lan untuk
mengkoneksikan / menghubungkan pc ke pc atau menghubungkan 2 komputer tanpa menggunakan hub:
1. Siapkan kabel lan yang panjangnya secukupnya untuk share pc to pc, Tang Crimping, RJ45
2. Potong kulit kabel hingga keliatan seluruh warna
3. Lalu atur warna dengan model Cross : ( PutihOrange Orange PutihHijau Biru PutihBiru Hijau PutihCokelat Cokelat ) – ( PutihHijau Hijau PutihOrange Biru PuihBiru Orange PutihCokelat Cokelat )
4. Lalu ratakan seluruh sisi setelah disusun
, Jepit kabel dengan kepala RJ45
1. Siapkan kabel lan yang panjangnya secukupnya untuk share pc to pc, Tang Crimping, RJ45
2. Potong kulit kabel hingga keliatan seluruh warna
3. Lalu atur warna dengan model Cross : ( PutihOrange Orange PutihHijau Biru PutihBiru Hijau PutihCokelat Cokelat ) – ( PutihHijau Hijau PutihOrange Biru PuihBiru Orange PutihCokelat Cokelat )
4. Lalu ratakan seluruh sisi setelah disusun
, Jepit kabel dengan kepala RJ45
Setelah kabel sudah siap maka, atur Operating System
(Penulis memakai Windows Sp2 Bajakan). Langkah untuk setting windowsnya :
1. Pilih Control Panel - Network Connections -; Set up home or small office network
2. Terbuka windows, Trus pilih Next2 aja, anda tinggal atur Workgoup ( Nama Workgroup harus sama di pc yang akan saling berhubungan ). Settingan lain seperti nama komputer ( bebas ), printer akan dishare atau tidak.
3. Atur IP kedua komputer, Pilih Control Panel -; Network Connections - Local Area Network (yang terkonkesi) Klik kanan di Local Area Network pilih Status - Properties -; Internet Protocol (TCP/IP) - Properties. anda diusahakan menggunakan IP pada kelas yang sama. Cth : IP PC 1 : 192.168.0.1 Subnetmask : 255.255.255.0 – IP PC 2 : 192.168.0.2 Subnetmask : 255.255.255.0
4. Agar Windows XP bisa melakasanakan perubahan tadi, maka anda harus Restart Windows XP
1. Pilih Control Panel - Network Connections -; Set up home or small office network
2. Terbuka windows, Trus pilih Next2 aja, anda tinggal atur Workgoup ( Nama Workgroup harus sama di pc yang akan saling berhubungan ). Settingan lain seperti nama komputer ( bebas ), printer akan dishare atau tidak.
3. Atur IP kedua komputer, Pilih Control Panel -; Network Connections - Local Area Network (yang terkonkesi) Klik kanan di Local Area Network pilih Status - Properties -; Internet Protocol (TCP/IP) - Properties. anda diusahakan menggunakan IP pada kelas yang sama. Cth : IP PC 1 : 192.168.0.1 Subnetmask : 255.255.255.0 – IP PC 2 : 192.168.0.2 Subnetmask : 255.255.255.0
4. Agar Windows XP bisa melakasanakan perubahan tadi, maka anda harus Restart Windows XP
Setting
Alamat IP (IP Address)
Buka menu Control Panel Windows anda (Start > Control Panel). Lalu pilih icon Network Connections. Setelah itu pilih Local Area Connection (klik-kanan > Properties). Lalu pilih Internet Protocol (TCP/IP), dan tekan tombol Properties.
Buka menu Control Panel Windows anda (Start > Control Panel). Lalu pilih icon Network Connections. Setelah itu pilih Local Area Connection (klik-kanan > Properties). Lalu pilih Internet Protocol (TCP/IP), dan tekan tombol Properties.
Di bagian IP Address, masukkan: 192.168.1.1. Lalu tekan TAB, otomatis Subnet Mask akan berisi 255.255.255.0. Sedangkan untuk komputer pasangannya, berikan IP Address 192.168.1.2. IP Address yang berada dalam range 192.168.0.0 – 192.168.255.255 umum digunakan dalam private network atau Local Area Network (LAN). Jadi, anda bisa saja memberikan alamat 192.168.2.1 dan 192.168.2.10 pada dua komputer yang anda hubungkan. Asalkan masih dalam satu segmen, maka masih bisa saling mengenal. Untuk mengetahui apakah komputer berada dalam satu segmen – bisa dilihat dari 3 angka awal diantara titik (192.168.2). Sehingga anda tidak boleh memberikan alamat yang berbeda segmen, misal 192.168.1.1 dengan 192.168.2.2. Pada jaringan yang besar, dimana terdapat beberapa segmen jaringan, dibutuhkan sebuah router untuk menjembatani antar segmen sehingga bisa saling berhubungan.
Berbagi file (File sharing)
Misalkan komputer dengan nama (hostname) SBY dan IP Address 192.168.1.1 memiliki sebuah folder bernama DATA yang berisi kumpulan MP3 dan dokumen Word dan Excel, hendak dibagi pakai dengan komputer BOEDIONO (IP Address 192.168.1.2), maka langkah-langkahnya adalah:
- Di komputer SBY, masuk ke My Computer atau Windows Explorer
- Cari folder bernama DATA, lalu klik kanan di folder tersebut
- Pilih Sharing and Security
- Jika muncul kotak dialog Network sharing and security, maka klik tulisan “If you understand the security risks… bla.. bla.. bla..” lalu pilih “Just enable file sharing”
- Klik “Share this folder on the network”
- Beri nama (share name), misal: DATA
- Klik tombol OK. Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar